Kamis, 23 Juli 2020

perbedaan sakit kepala akibat migrain dengan covid19




  Jumlah kasus dan korban jiwa akibat virus corona terus bertambah di berbagai negara di dunia. Seiring perkembangan, gejala-gejala yang tampak pada penderita Covid-19 juga semakin luas. Umumnya orang yang terinfeksi virus corona mempunyai gejala yakni demam, sesak napas, batuk, flu dan dapat juga tidak tampak gejalanya.

  Baru-baru ini ditemukan bahwa orang yang terinfeksi virus corona mengalami keluhan sakit kepala seperti migrain. Sebenarnya, sejak masa karantina ini orang pada umumnya mengalami sakit kepala akibat kurangnya aktivitas selama di rumah dan berbagai permasalahan yang disebabkan masa pandemi ini.

   Hanya saja sakit kepala migrain pada pengidap corona umumnya digambarkan sebagai sensasi yang sangat berat dan seperti meremas kepala. Biasanya sakit kepala ini terasa semakin buruk karena disertai demam dan batuk. Pengidap “langganan” migrain mungkin bisa merasakan perbedaan antara migrain yang umum dengan migrain akibat corona. Namun, bagaimana orang yang belum pernah mengalami migrain tahu perbedaannya?

 

Sakit Kepala Migrain Akibat Corona

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gejala corona yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Namun, beberapa pengidap mungkin juga mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan, dan diare. Sakit kepala seperti migrain bukanlah gejala umum dari infeksi virus corona, hanya saja 14 persen orang yang terinfeksi corona pernah mengalaminya. Seiring dengan berjalannya waktu, gejala sakit kepala hebat ini cukup banyak dialami oleh pengidap corona.

Mengapa penyakit pernapasan bisa menyebabkan sakit kepala? Banyak virus, dari yang menyebabkan flu biasa hingga flu yang menyebabkan corona, menyebabkan tubuh merespons dengan cara menghancurkan infeksi. Salah satu cara tubuh menanggapi virus adalah dengan cara sel-sel kekebalan melepaskan protein (sitokin) yang menyebabkan peradangan, demam, dan kelelahan. Bersamaan dengan reaksi tersebut, maka sakit kepala seperti migrain bisa saja muncul.

Sebuah penelitian observasional pada lebih dari 100 orang terinfeksi virus corona menunjukkan bahwa sakit kepala dapat terjadi selama fase presimtomatik atau gejala COVID-19. Rasa sakit tersebut dapat menyerupai ketegangan kepala atau sakit kepala migrain.

Sakit kepala ini terjadi dalam periode gejala yang lebih pendek, sementara sakit kepala dan anosmia (kehilangan indra penciuman) dikaitkan dengan periode yang membutuhkan rawat ini dengan jangka waktu yang pendek. Beberapa ditemukan bahwa sakit kepala tetap bertahan, bahkan setelah gejala COVID-19 diatasi.


Sakit dengan Gejala Migrain

Para peneliti juga mencatat bahwa memahami patofisiologi sakit kepala pada COVID-19 dapat meningkatkan pemahaman tentang migrain dan gangguan sakit kepala lainnya. Untuk itu kamu juga perlu memahami seperti apa gejala migrain pada umumnya. Gejala migrain biasanya bertahap dalam empat fase, meski mungkin tidak semua pengidap migrain akan mengalami keempat tahapan ini. Empat fase gejala migrain yaitu:

  • Fase Prodromal. Fase ini terjadi pada satu atau dua hari sebelum migrain terjadi. Pada fase ini kamu akan mengalami suasana hati yang berubah-ubah, memiliki keinginan untuk mengonsumsi suatu makanan, kaku pada leher, jadi sering menguap, konstipasi, rasa haus datang lebih sering, dan sering muncul keinginan untuk buang air kecil.
  • Fase Aura. Fase ini terjadi sebelum atau selama migrain berlangsung. Gejalanya yang dirasakan seperti gangguan penglihatan, seperti melihat kilatan cahaya, dan pandangan menjadi kabur. Selain itu pengidap juga dapat mengalami gangguan verbal sensorik dan motorik. Gejala biasanya terjadi secara perlahan, kemudian berkembang dan bertahan selama 20-60 menit.
  • Fase Sakit Kepala. Inilah fase saat migrain yang sesungguhnya terjadi, biasanya berlangsung selama 4-72 jam. Gejala yang muncul biasanya sakit kepala pada satu sisi (bisa kanan, kiri, depan, belakang, atau pelipis). Rasanya seperti berdenyut atau kesemutan, pandangan menjadi kabur, pusing, mual dan muntah, sensitif terhadap cahaya, suara, penciuman, dan sentuhan.
  • Fase Resolusi. Ini adalah fase terakhir dari migrain, terjadi setelah sakit kepala migrain menyerang. Fase ini terjadi sekitar 24 jam setelah serangan migrain. Gejalanya meliputi perubahan suasana hati, sakit kepala ringan, kelelahan, dan sensitif pada cahaya dan suara.

Itulah perbedaan gejala antara sakit kepala migrain dengan sakit kepala akibat corona yang perlu kamu ketahui. Jika kamu ragu pada gejalanya saat mengalami, sebaiknya segera bicarakan pada dokter. Tidak perlu khawatir, sekarang ada banyak aplikasi untuk konsultasikan kesehatanmu dengan dokter secara online. Kamu bisa menggunakan beberpa aplikasi yang kamu rasa cocok yah..

Salam sehat untuk kita semua

 

Referensi :

Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Migraine.

Health. Diakses pada 2020. Is a Headache a Symptom of Coronavirus? Here's What Experts Say.

Halodoc. Diakses pada 2020. Harus Tahu, Ini Bedanya Sakit Kepala Akibat Migrain dan Corona

 

Iga rahmah (C1G017085).

Rabu, 22 Juli 2020

Adaptasi Kebiasaan Baru di Pasar Saat Pandemi

Tempat yang ramai dan cenderung tertutup juga memiliki risiko penyebaran Covid-19 yang tinggi. Pasar, misalnya. Kini panduan mengenai protokol kesehatan di pasar sudah diatur oleh permenkes dan regulasi daerah masing-masing agar ditaati oleh pengelola, pedagang, pekerja, dan pembeli.

Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional P2P Covid-19 Reisa Broto membagikan tips menghindari paparan Covid-19 saat di pasar. Bagi pembeli, susun daftar belanja dan cari informasi tentang barang dan pedagang yang ingin didatangi di pasar. Pembeli juga dapat membawa tas belanja sendiri dari rumah.

Saat di pasar, pembeli harus membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun minimal selama 20 detik. Juga, memakai hand sanitizer terutama setelah selesai bertransaksi. Usahakan juga jangan menyentuh area wajah dengan tangan yang belum dapat dipastikan kebersihannya. Sebab, ini dapat mengantar virus ke saluran pernapasan.

Kalau ada pembayaran via digital, ia menyarankan agar sebaiknya digunakan. Apabila belum ada, maka dapat menyediakan tempat khusus untuk meletakan uang.

Protokol kesehatan lainnya yang tak boleh dilewatkan juga yaitu, memakai masker. Bila perlu, membawa masker lebih untuk jaga-jaga atau untuk menawarkan orang lain yang tidak menggunakan masker.

Selain itu, agar tak terlalu sering ke luar rumah, masyarakat dapat mengatur waktu kunjungan ke pasar seefektif dan seefisien mungkin.

Bagi pengelola pasar, pemeriksaan suhu tubuh juga perlu untuk mendeteksi orang yang kurang sehat. Reisa mengatakan, jika suhu tubuh melebihi 37,3 derajat Celsius, maka sebaiknya tidak ke luar rumah dan pastikan beristirahat dan memulihkan kesehatan sebelum kembali ke luar rumah.

Di pasar, arah berjalan hanya satu arah. Reisa meminta agar semua orang disiplin mengikuti petunjuk arah dan pesan di alat peraga, juga menjaga jarak saat di dalam pasar. Begitu juga dengan perlunya penyediaan dua jalur tangga untuk yang naik dan turun. 

Penerapan upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 di pasar membutuhkan peran pengelola pasar dan aparat dalam penertiban kedisiplinan masyarakat pasar.

Pasar yang sehat dan aman Covid-19 seharusnya menerapkan sosialisasi dan edukasi yang dapat dilakukan dengan surat pemberitaan, spanduk, poster, atau sms blast, atau materi pesan lainnya.

Cr: alinea.id

Senin, 20 Juli 2020

Cara Pencegahan Penyebaran Virus Corona ditengah Meningkatnya Angka Positif Covid-19

Lindungi diri dan orang lain di sekitar Anda dengan mengetahui fakta-fakta terkait virus ini dan mengambil langkah pencegahan yang sesuai. Ikuti saran yang diberikan oleh badan kesehatan publik lokal Anda.

Untuk mencegah penyebaran COVID-19:
 · Bersihkan tangan Anda secara rutin. Gunakan sabun dan air, atau cairan pembersih tangan berbahan alkohol.
 · Selalu jaga jarak yang aman dengan orang yang batuk atau bersin.
 · Jangan sentuh mata, hidung, atau mulut Anda.
 · Saat Anda batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung dengan lengan Anda atau tisu.
 · Tetaplah di rumah jika Anda merasa tidak enak badan.
 · Jika Anda demam, batuk, atau kesulitan bernapas segera cari bantuan medis. Hubungi terlebih dahulu.
 · Ikuti arahan otoritas kesehatan lokal Anda.

Menghindari kunjungan yang tidak diperlukan ke fasilitas medis memungkinkan sistem kesehatan beroperasi dengan lebih efektif. Tindakan ini akan melindungi Anda dan orang lain.

Cr: BNPB

Minggu, 19 Juli 2020

Meningkat selama corona, hati-hati dengan syndrome patah hati




   Syndrome patah hati berbeda loh dengan patah hati. Patah hati terkesan identic dengan rasa kecewa dengan pasangan atau putus cinta, sedangkan Syndrome patah hati tidak hanya disebabkan karena kondisi patah hati putusnya percintaan, namun bisa jua dipicu oleh tekanan emosional atau fisik yang berat. Seperti rasa duka yang mendalam, amarah yang berlebihan atau terlalu terkejut.

   Menurut data kesehatan yang dipublikasikan science Daily disebutkan bahwa terjadi peningkatan pengidap syndrome patah hati selama pandemic covid-19. Syndrome patah hati atau stress kardiomiopati terjadi sebagairespon terhadap tekanan fisik atau emosional yang menyebabkan disfungsi atau kegagalan pada otot jantung. Corona telah membuat banyak orang mengalami stress baik dari sisi kesehatan, masalah ekonomi, sosial, sampai mental, seperti kesepian dan isolasi. Stress memicu tekanan pada otot jantung, salah satunya mengakibatkan syndrome patah hati. Simak penjelasannya yah…

Apasih syndrome patah hati itu?

Syndrome patah hati sebenarnya adalah gangguan sementara pada jantung akibat kondisi sress. Hal ini disebabkan otot jantung gagal berfungsi sempurna. Meski tergolong faal, namun umumnya kondisi ini hanya sementara.

Gejala syndrome patah hati
 
Lonjakan hormone stress, seperti adrenalin dapat merusakjantung. Lonjakan hormone ini dapat memicu penyempitan arteri besar dan arteri kecil. Umumnya, syndrome patah hati ini sering didahului dengan peristiwa fisik atau emosional yang intens.

Heart.org mencatat tanda dan gejala syndrome patah hati yang paling  umum adalah angina (nyeri dada) dan sesak nafas. Aritma (detak jantung tidak teratur) dan syk kardiogenik. Syok kardiogenik adalah suatu kondisi dimana jantung tiba-tiba melemah sehingga tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kondisi ini bisa berakibat fatal jika tidak segera diobati.

Perlu diketahui jika gejala syndrome patah hati berbeda dengan serangan jantung. Pada syndrome patah hati, gejala muncul tiba-tiba setelah tekanan emosional atau fisik yang ektrem. Berikut ini beberapa perbedaan lainnya :

  • Hasil EKG (tes yangmencatat aktivitas listrik jantung) tidak terlihat sama dengan hasil EKG untuk seseorang yang mengalami serangan jantung.
  • Tes darah tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan jantung.
  • Pemeriksaan tidak menunjukkan tanda-tanda penyumbatan di arteri coroner.
  • Tes menunjukkangerakan balon dan jantunng bilik kiri bawah yang tidak biasa (ventrikel kiri).
  • Waktu pemulihannya cepat, biasanya dalam beberapa hari atau minggu (dibandingkaan degan waktu pemulihan  sebulan atau lebih untuk serangan jantung).
  • Beberapa penelitian juga menemukan, stress yang sangat berat dpat menyebabkan ketegangan dan penyepitan arteri coroner sesaat. Selain itu, meski jarang terjadi, konsumsi obat tertentu seperti obat untuk menangani alergi, asma dan depresi, dapat pula menyebabkan syndrome patah hati.
Perempuan lebih beresiko
Sindrom ini dapat menyerang siapa saja, bahakan saat kamu sedang sehat. Meski dapat terjadi pada siapapun, ada orang-orang yang lebih beresiko mengalami syndrome ini, yaitu :
Perempuan
  1. Berusia lebih dari 50 tahun.
  2. Sedang atau pernah mengalami gangguan kesehatan mental, seperti depresi atau kecemasan.
  3. Memiliki riwayat gangguan saraf, seperti epilepsy ataupun cedera kepala.

Pencegahan syndrome patah hati
 
Pencegahan syndrome patah hati bisa dilakukan dengan cara manajemen stress ddan teknik relaksasi yang dapat membantu meningkatkan kesehatan psikologis dan fisik. Penting juga uuntuk menghindari pilihan buruk dalam mengelola stress seperti alcohol, makan berlebihan, penggunaan obat-obatan dan merokok. Hal –hal ini bukanlah solusi permanen dan justru bisa menyebabkan masalah kesehatan tambahan.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan aktivitas yang bisa membantu mengelola stress pada akhirnya bisa membantu pencegahan syndrome patah hati. Berikut rekomendasinya :
  1. Olahraga. Aktivitas fisik adalah suatu kegiatan penting yang bisa dilakukan untuk pencegahan stress. Manfaat yang bisa didapatkan saat berolahraga secara teratur adalah mengurangi kecemasan. Olahraga menurunkan hormone stress dan membantu melepaskan endosfin yang dapat meningkatkan kualitas tidur. Berolahraga secara teratur juga dapat membangun rasa percaya diri yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan mental.
  2. Mengurangi asupan kafein. Kafein adalah stimulant yang dapat meningkatkan kecemasan bila diminum terlalu sering. Setiap orang memiliki ambang batas yang berbeda seberapa banyak kafein yang ditoleransinya. Jika kamu perhatikan, jika konsumsi kafein membuat gelisah atau cemas, sebaiknya pertimbangkan untuk mengurangi kafein.
  3. Menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang. Dukungan sosial dari teman dan keluarga serta orang-orang yang disayangi dapat membantu melewati masa-masa penuh tekanan seperti pandemic covid saat ini. Menghabiskan waktu bersama teman dan orang-orang tersayang dapat membantu melepaskan oksitosin sebagai pereda stress alami.
  4. Mendengarkan music atau menonton film komedi. Menonton film komedi ataupun mendengarkan music yag slow dan menenangkan dapat membanntu untuk rilexs. Menonton film komedi dapat menghilangkan respon stress dan tertawa juga dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan suasana hati. Cobalah menonton film lucu atauppun mendengarkan music yang kamu senangi untuk membangkitkan mood positif.
Tetap jaga kesehatan di situasi pandemic covid-19 ini, jika membutuhkan informasi yang lebih jelas masalah kesehatan khususnya diera ini, disarankan untuk bertanya langsung dengan dokter atau tenaga medis yang ahli dibidangnya dan akan berusaha memberikan solusi terbaik. Tidak perlu khawatir, penggunaan aplikasi berbasis pelayan kesehatan telah banyak diterapkan seperti halodoc. Sehat pedia dan sebagainya. Semoga kita semua selalu terlindngi dari virus corona ini.


Referensi 
Heart.org. Diakses pada 2020. Is Broken Heart Syndrome Real?
Heatline. Diakses pada 2020. 16 Simple Ways to Relieve Stress and Anxiety.
Halodoc. Diakses pada 2020. Meningkat Selama Corona, ini Pencegahan Sindrom Patah Hati.


Iga Rahmah (C1G017085)
#KKNKebencanaanunram2020
#KKNtanggapcovidunram







Jumat, 17 Juli 2020

Fakta New Normal Saat Pandemi Covid-19

Beberapa fakta new normal saat pandemi COVID-19:

1. Apa maksudnya new normal?
New normal adalah langkah percepatan penanganan COVID-19 dalam bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi. Skenario new normal dijalankan dengan mempertimbangkan kesiapan daerah dan hasil riset epidemiologis di wilayah terkait.

"Badan bahasa sudah memberikan istilah Indonesianya yaitu Kenormalan Baru. Kata Normal sebetulnya dalam bahasa Inggris sudah dijadikan nomina makanya jadi New Normal. Badan bahasa kemudian membuat padanannya menjadi Kenormalan. Karena kalau normal itu adjektiva kata sifat, jadi Kenormalan Baru," kata ahli bahasa Prof. Dr. Rahayu Surtiati Hidayat dari Universitas Indonesia.

2. New normal vs corona
Lembaga Biologi Molekuler atau LBM Eijkman sempat menyatakan, virus corona tidak akan hilang dari muka bumi dalam waktu yang lama. Karena itu, istilah berdampingan lebih tepat digunakan daripada berdamai dengan virus corona.

"Artinya berdampingan itu ya kita bisa aja musuhan sama siapa, tapi jalan bersama-sama itu bisa. Tapi kalau damai, ya itu istilah aja sih, tapi mungkin dari sudut virologi, istilah berdampingan itu lebih dapat dipraktikkan ya," kata Kepala LBM Eijkman Prof Amin Soebandrio.

Manusia punya sejarah dan pengalaman hidup berdampingan dengan mikroba seperti virus influenza, HIV, dan demam berdarah. Menurut Prof Amin yang perlu dilakukan adalah mengenali virus tersebut untuk bisa mencegah penularannya.

3. Life with new normal
Presiden Jokowi telah meminta seluruh jajarannya mempelajari kondisi lapangan untuk mempersiapkan tatanan normal yang baru di tengah pandemi COVID-19. Saat ini sudah ada 4 provinsi serta 25 kabupaten/kota yang tengah bersiap menuju new normal.

"Saya minta protokol beradaptasi dengan tatanan normal baru ini yang sudah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan ini disosialisasikan secara masif kepada masyarakat," kata Jokowi.

Penerapan new normal nantinya bersamaan dengan pendisiplinan protokol kesehatan yang dikawal jajaran Polri dan TNI. Selanjutnya, tatanan normal yang baru akan diperluas jika dinilai efektif.

4. Protokol new normal
Organisasi kesehatan dunia WHO telah menyiapkan pedoman transisi menuju new normal selama pandemi COVID-19. Dalam protokol tersebut, negara harus terbukti mampu mengendalikan penularan COVID-19 sebelum menerapkan new normal.

Pengendalian ini juga harus bisa dilakukan di tempat yang memiliki kerentanan tinggi misal panti jompo, fasilitas kesehatan mental, dan wilayah dengan banyak penduduk. Langkah pengendalian dengan pencegahan juga harus diterapkan di tempat kerja.

"Langkah-langkah pencegahan di tempat kerja mulai ditetapkan seperti jarak fisik, fasilitas mencuci tangan, dan etika pernapasan," kata Direktur Regional WHO untuk Eropa Henri P Kluge dikutip dari situs resmi lembaga kesehatan dunia tersebut.


Cr: m.detik.com (Detik News)

Rabu, 15 Juli 2020

Mengenal New Normal

Definisi new normal adalah skenario untuk mempercepat penanganan COVID-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. Pemerintah Indonesia telah mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan skenario new normal dengan mempertimbangkan studi epidemiologis dan kesiapan regional.


Protokol New Normal dari Kemenkes

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan dunia usaha dan masyakat pekerja memiliki kontribusi besar dalam memutus mata rantai penularan karena besarnya jumlah populasi pekerja dan besarnya mobilitas, serta interaksi penduduk umumnya disebabkan aktivitas bekerja.

"Tempat kerja sebagai lokus interaksi dan berkumpulnya orang merupakan faktor risiko yang perlu diantisipasi penularannya," katanya, seperti dikutip situs web Kemenkes.

Peraturan Pemerintah nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 telah menyatakan, PSBB dilakukan salah satunya dengan meliburkan tempat kerja. Namun dunia kerja tidak mungkin selamanya dilakukan pembatasan, roda perekonomian harus tetap berjalan.

"Untuk itu pasca pemberlakuan PSBB dengan kondisi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, perlu dilakukan upaya mitigasi dan kesiapan tempat kerja seoptimal mungkin sehingga dapat beradaptasi melalui perubahan pola hidup pada situasi COVID-19 atau New Normal,” ujarnya.

Cr: tirto.id

Rabu, 08 Juli 2020

Bagaimana meningkatkan sistem imun tubuh untuk mencegah virus corona?





Di tengah maraknya virus corona, banyak orang lebih fokus  pada wabah  penyakit ini, padahal banyak kasus flu lainnya yang juga tidak dapat diabaikan. Penyebaran virus corona yang semakin pesat dan sudah masuk di wilayah indonesia telah menyebabkan banyak orang semakin panik. Sebagian orangpun mulai berbondong-bondong membeli produk untuk pencegahan penularan virus, seperti masker dan handsanitizer.

Padahl ada beberpaa cara untuk mencegah penularan virus corona, salah satunya adalah menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan menggunakan air dan sabun. Akan tetapi, virus dan penyakit juga berkaitan dengan daya tahan tubuh seseorang. Sistem kekebalan rubuh yang lemah bisa membuat seseorang lebih rentan terinfeksi virus dan penyakit. 

Sistem kekebalan tubuh bisa rusak karena banyak hal, seperti stress, racun, kurang olahraga, dan konsumsi makanan tidak sehat. Sistem kekebalan tubuh adalah hal yang sangat penting terlebih jika untuk mencegah virus corona. Lalu, bagaimana meningkatkan sistem imun tubuh? Yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat, diantaranya :

  1. Istirahat cukup : dewasa umumnya membutuhkan waktu tidur 7-8 jam dan remaja sekitar 9-10 jam
  2. Perbanyak makan sayur dan buah : kandungan vitamin dan mineral sayur dan buah memperkuat sistem imun tubuh.
  3. Suplementasi (yang mengandung echinacea, buah mengkudu, daun meniran, vitamin B6, vitamin C dan E) sebagai tambahan, tetapi bukan yang utama.
  4. Rutin berolahraga : dianjurkan 30 menit setiap hari. Olahraga yang murah dan mudah seperti berjalan kaki.
  5. Hindari stress : stress yang tidak terkendali dan berkepanjangan akan meningkatkan hormon kortisol. Dalam jangka panjang hormon kortisol yang bisa menurunkan kekebalan sistem imun.
  6. Hindari rokok dan alkohol : paparan asap rokok dan alkohon secara berlebihan dapat merusak sistem imun

Saat sistem imun dalam kondisi lemah, tubuh pun akan mudah terserang penyakit. Oleh sebab itu, agar tubuh kembali kebal terhadap penyakit, sistem imun harus perlu dijaga dan ditingkatkan. 


Referensi :
- Tim PKRS RSST
- available on https://www.alodokter.com/berbagai-cara-meningkatkan-imunitas-tubuh-agar-tidak-mudah-sakit


Iga Rahmah (C1G017085)

perbedaan sakit kepala akibat migrain dengan covid19

  Jumlah kasus dan korban jiwa akibat virus corona terus bertambah di berbagai negara di dunia. Seiring perkembangan, gejala-gejala yang tam...